Selasa, 21 April 2015

Tips Menulis Cerpen

Cerpen. Kalian mungkin sering mendengar kata ini kan ? Apakah kamu suka baca cerpen ? Dan apakah kamu juga suka menulis cerpen ? Kalau suka, kamu harus tahu tips-tips ini dalam membuat sebuah cerpen. Sedikitnya ada 4 ‘jurus’ yang  dipergunakan dalam proses penulisan cerpen. Apa saja itu ?

1. Pesan dalam Cerpen

Ide cerita kalau tidak berbasis karakter, akan berbasis plot. Penulis termotivasi menulis cerpen karena menemukan sosok karakter yang menarik untuk diceritakan, lalu merangkai sebuah plot bagi karakter tersebut.Atau sebuah alur cerita tiba-tiba muncul dalam kepala, kemudian penulis menciptakan sederet karakter untuk memerankan jalannya cerita. Pembaca tidak bisa menebak, lagipula tidak penting bagi mereka, darimana penulis memulai menyusun sebuah cerita.

Lalu apa yang menyebabkan karya-karya cerpenis legendaris diatas tetap populer hingga kini ? Jawabnya adalah cerpen mereka mampu menyampaikan pesan yang kuat kepada pembaca.

Saya curiga, penulis kawakan selalu memulai menulis cerita dengan pertanyaan pesan apa yang hendak saya sampaikan melalui cerpen ini ?
-       Cat In The Rain berisi pesan tentang cinta setelah perkawinan hanya bisa diwujudkan melalui tindakan.       

      The Necklace memberi pesan gengsi ternyata jauh lebih mahal ketimbang perhiasan
-       Just Lather, That’s All menitip pesan bahwa integritas setiap manusia hanya bisa dinilai atas komitmennya menjalankan tugas dan profesi masing-masing.

Hanya saja, memasukkan pesan kedalam cerita adalah hal lain. Butuh keterampilan untuk itu. Contoh buruk penyampaian moral cerita bisa anda lihat pada tayangan sinetron religi. Karakter bersorban, bergamis, tiba-tiba muncul menyitir isi kitab suci dihadapan karakter antagonis yang lansung bertobat setelah mendengar nasehat itu. Moral cerita bukan dialog (ucapan karakter) yang berisi ayat-ayat suci, nasehat-nasehat kebajikan (hindari kejaharan dan perbanyak kebaikan). Pesan cerita tidak harfiah, atau muncul tersurat berbentuk teks dalam cerita. Moral cerita adalah kesimpulan yang ditarik dalam persepsi pembaca begitu selesai membaca. Moral cerita adalah ruh, spirit, sosok imajiner yang tersebar secara merata, utuh, pada semua elemen cerita; Karakter, setting, konflik & resolusi. Bahasa adalah sosok fisik cerita, moral/pesan adalah sosok psikisnya. Moral ada tapi tidak teraba.

2. Cerpen itu Terus Terang

Cerpen dikategorikan sebagai prosa. Tepatnya prosa naratif fiktif. Prosa berasal dari bahasa latin ‘prosa’ yang artinya ‘terus terang’, dimana bahasa yang dipakai lebih sesuai dengan arti leksikalnya. Cat In The Rain karya Heminway contohnya, Mustahil menemukan kalimat puitis atau multitafsir didalamnya. Kalimatnya mengalir lugas, sederhana, dan tidak bertendensi menyembunyikan makna lain diluar arti leksikalnya.Sebagai pembaca, kita ingin membaca cerita, yang meski fiktif, tidak beda jauh dengan kenyataan yang kita temui. Pembaca ingin fokus pada alur cerita, tidak mau direpotkan lagi dengan keharusan menafsirkan makna tersembunyi dibalik teks.

Penyair yang beralih menjadi cerpenis, sering didapati melakukan ‘manipulasi’ semacam ini. Jadi, pakailah bahasa terus terang yang umum dipahami khalayak.

3. Dialog lebih banyak

Porsi dialog berbanding narasi dalam cerpen-cerpen rujukan diatas berkisar 80 % : 20 %. Pembaca menyukai karakter berdialog dengan sesamanya. Pembaca merasa dilibatkan dalam cerita. Cerita lebih hidup dengan dialog, hingga membaca menjadi pengalaman yang mirip dengan menonton drama atau sinema.

Narasi umumnya diselipkan sekedar pengantar transisi antar adegan. Pembaca bisa menjadi pasif oleh sebab kebanyakan narasi, dimana kisah melulu diceritakan oleh narator (penulis). Penulis yang baik ibarat sutradara dibelakang layar, tidak boleh berjejak didalam cerita. Biarkan karakter berinteraksi dengan pembaca lewat dialog-dialognya.

4. Twist Ending

Ini resep menulis yang tak pernah basi. Sebuah kejutan, akhir yang tak terduga. Coba anda ingat-ingat kembali cerpen yang pernah dibaca. Dua cerpen teratas yang terbersit hampir pasti diakhiri kejutan. The Necklace karya Guy de Maupasant, contoh yang bagus bagaimana kejutan yang sempurna mengakhiri sebuah cerpen. Sempurna karena pembaca tidak bisa menduga namun menerima kejutan itu masuk diakal, tidak klise, apalagi diada-adakan.
Tanpa kejutan diakhir cerita, ibarat sayur tak bergaram. Hindari akhir yang datar, apalagi mengambang. Pembaca menyukai kejutan; ‘ oh, ternyata..‘

Selanjutnya..

Cerpen yang baik tentu bisa membuat pembacanya ikut berimajinasi dan masuk kealur cerita. Untuk menghasilkan cerpen yang baik seperti itu, dibutuhkan tatabahasa dan cara penulisan yang baik pula. Alur ceritanya pun harus dibuat semenarik mungkin.

Lalu, bagaimana ya caranya membuat cerpen yang seperti itu, ya ? Nah, untuk kita yang hobi membaca cerita dan menulis cerpen, ikuti tips berikut ini, yuk !
 -       
      Sebelum mulai menulis cerpen, carilah tema dan ide cerita yang menarik. Tema dan ide cerita bisa didapatkan dari imajinasi atau khayalan kita sendiri ataupun pengalaman yang pernah dialami oleh kita atau orang terdekat. Jika kesulitan mencari tema dan ide, kita bisa mencarinya dengan sengaja mengamati peristiwa yang terjadi di sekitar kita. Banyak membaca buku juga bisa menambah kreativitas kita untuk mencari ide, lho.
-       
      Buatlah judul cerpen yang menarik. Judul yang baik adalah judul dengan kalimat yang singkat, mewakili isi cerita dan membuat penasaran orang lain untuk mengetahui isi cerita lebih lanjut.
-       Saat menulis isi cerpen, hindarilah menulis kalimat panjang-panjang tanpa jeda titik dan koma. Sebaliknya, usahakan cerita ditulis dengan kalimat yang pendek-pendek, sehingga enak dibaca. Namun kalau semuanya menggunakna kalimat pendek tentu cerpen itu tidak bagus. Buatlah variasi panjang dan pendeknya kalimat.
-       
      Jika kita suka menulis puisi, tidak ada salahnya menulis isi cerita dengan kalimat-kalimat puitis dan berima, seperti halnya puisi.
-         
      Usahakan dalam menulis sebuah cerpen, ditulis dalam bentuk narasi dan juga percakapan langsung. Porsi antara narasi dan percakapan pun dibuat seimbang. Sebab, jika terlalu banyak cerita narasi tanpa diselingi dengan percakapan yang seimbang, cerita akan menjadi mudah membosankan pembaca. Demikian pula sebaliknya.
-       
      Cerpen sebaiknya tidak ditulis terlalu panjang. Batas penulisan cerpen biasanya sekitar 4 hingga 8 halaman HVS kwarto diketik dengan ukuran font 12. Atau, sekitar 5200 – 10.000 karakter.
-       
      Untuk memperkaya tata bahasa atau ide dalam menulis cerpen, sering-seringlah membaca cerpen atau novel. Sebab, dengan membaca cerpen atau novel, kita akan banyak belajar rmenulis cerpen, termasuk menemukan kosakata atau merangkai kalimat dengan indah. Namun ingat, jangan meniru cerita dari cerpen atau novel yang dibaca. Sebab, dengan begitu, kita melakukan tindak plagiat atau meniru karya orang lain.
-        
      Dalam menulis alur cerita, sebaiknya mengandung 5 hal, yaitu pengenalan cerita (seperti mengenalkan tokoh utama, latar tempat dan waktu, hubungan antar tokoh), awal konflik (mulai memunculkan masalah-masalah yang dihadapai), menuju konflik (masalah yang dihadapi semakin meningkat), puncak konflik atau klimaks cerita (puncak masalah yang dihadapi), dan penyelesaian atau ending (akhir cerita).
-       
      Ending dalam sebuah cerita sepenuhnya merupakan keputusan kita. Kita boleh membuat ending cerita bahagia, sedih atau bahkan menggantung. Namun, penting kita ketahui, ending cerita yang bagus adalah yang tidak tertebak sebelumnya, sehingga akan mengejutkan pembaca. Kita boleh minta bantuan orang terdekat membaca cerpen kita, untuk mengetahui apakah ending cerita yang kita buat mudah ditebak atau tidak.
-       
      Yang terakhir,setelah selesai menulis cerpen, bacalah kembali dari awal hingga akhir. Tujuannya, untuk memeriksa jika ada kesalahan tulisan, hubungan antar kalimat dan penggunaan tanda baca tulisan. Nah. biasanya ketika kita membaca ulang beberapa kali, kita akan menemukan kesalahan yang tidak kita temukan saat membacanya pertama kali.


Ini videonya, disimak ya !


Tidak ada komentar:

Posting Komentar