Aluna Sagita Gutawa,
atau lebih dikenal dengan nama Gita Gutawa, adalah seorang penyanyi sopran,
aktris, dan penulis lagu berkebangsaan Indonesia. Ia adalah putri dari komponis
Erwin Gutawa.
Meskipun pada awalnya sempat belajar piano,
Gita kemudian beralih ke vokal. Bakatnya ditemukan pada tahun 2004 saat ia
sedang berlatih vokal, kemudian diminta untuk berduet dengan ADA Band. Setelah
merilis album duet Surga Cinta pada tahun 2005, yang terjual sebanyak 800.000
kopi, Gita ditawari oleh Sony Music Indonesia untuk merekam album solo.
Keberhasilan album solo pertamanya, yang bertajuk Gita Gutawa, menyebabkan
banyaknya tawaran akting dan penampilan media yang datang kepadanya. Sejak
merilis album debutnya, ia telah menelurkan dua album, yakni Harmoni Cinta pada
2009 dan album religi Balada Shalawat pada 2010. Sebagai aktris, ia telah
membintangi dua sinetron, yaitu Ajari Aku Cinta dan Ajari Lagi Aku Cinta. Gita
juga turut menjadi pengisi suara dalam film animasi Meraih Mimpi, dan merintis
debut akting filmnya dalam film Love in Perth pada tahun 2010.
Dengan kepribadian
yang bijaksana, Dian Kuswandini dari The Jakarta Post menggambarkan Gita
sebagai gadis yang "manis seperti permen kapas dan hangat seperti ciuman".
Namun, beberapa pihak meyakini bahwa Gita berhasil menembus pasar musik
Indonesia karena nepotisme. Gita telah menerima beberapa penghargaan, termasuk
Pendatang Baru Terbaik dalam Anugerah Musik Indonesia 2008. Ia juga menjuarai
Festival Lagu Internasional Nile Children ke-6 di Kairo.
Gutawa terlahir dengan
nama Aluna Sagita Gutawa. Aluna Sagita sendiri berarti "irama lagu".
Gita Gutawa lahir di Jakarta, Indonesia pada tanggal 11 Agustus 1993, putri
dari pasangan Erwin Gutawa, seorang komponis ternama, dan Lutfi Andriani.
Sebagai anak pertama, Gita suka menyaksikan pertunjukan musik ayahnya. Oleh
sebab itu, ia didaftarkan di sebuah kursus piano klasik, dan kemudian dikirim
untuk mengikuti kursus vokal dalam rangka mengembangkan suara soprannya. Gita
mendapat dukungan penuh dari ayahnya, yang turut membantu membimbingnya. Dalam
konser Dekade Chrisye, ia diundang untuk tampil di atas panggung. Gita kemudian
mengatakan bahwa Chrisye adalah salah seorang idolanya.
Pada tahun 2004,
Gita didekati oleh manajer ADA Band, yang kebetulan mendengarnya sedang berlatih
bernyanyi di sebelah studio band tersebut. Gita lalu diminta untuk berduet
dengan vokalis ADA Band, Donny. Meskipun saat itu Gita hanya menjadikan
bernyanyi sebagai hobi, namun ia tetap menerima tawaran tersebut. Lagu duetnya
yang berjudul "Yang Terbaik Bagimu" disertakan dalam album ADA Band
tahun 2005, Surga Cinta. Album ini terjual sebanyak 800.000 kopi. Setelah
berduet dengan beberapa penyanyi lainnya, termasuk penyanyi religi Haddad Alwi,
Gita ditawari untuk merekam album solo oleh Sony Music Indonesia.
Setelah masa
produksi selama satu tahun, album debut Gita yang bertajuk Gita Gutawa dirilis
pada Februari 2007. Album ini diproduseri oleh ayahnya dan memuat lagu-lagu
yang ditulis oleh Glenn Fredly dan Melly Goeslaw. Dengan penerimaan yang baik, album
ini terjual sebanyak 150.000 kopi dalam waktu empat bulan dan berhasil meraih
sertifikat triple platinum. Setelah kesuksesan album ini, jadwal Gita mulai
dibanjiri oleh permintaan untuk tampil di media dan membintangi iklan. Hal ini
menyebabkan ibu Gita bertindak sebagai manajernya, dan tetap menjadi manajer
Gita hingga masa kehamilannya. Setelah itu, kerabat Gita yang lainnya
menggantikan posisi ibunya sebagai manajer, namun ibunya tetap menjadwalkan
penampilan media dan sesi rekaman Gita.
Gita mulai bernyanyi
di beberapa festival musik untuk mendapatkan pengalaman. Pada tahun 2008, ia
menjuarai Festival Lagu Internasional Nile Children ke-6 di Kairo, dengan
membawakan lagu ciptaan Ria Leimena berjudul "To Be One", yang juga
dinyanyikannya dalam album debutnya. Pada tahun yang sama, Gita mengikuti
sebuah ajang festival lagu di Italia. Ia kemudian mengumpulkan girl band untuk
mendukung penampilannya setelah beberapa pertunjukan harus dibatalkan karena
ketidakmampuan untuk menemukan musisi dalam waktu singkat.
Sekembalinya dari
Italia, Gita mulai memproduksi album kedua, Harmoni Cinta, pada bulan Juni
2008. Gita memainkan peran yang lebih besar dalam produksi album ini daripada
album debutnya dengan turut serta memilih konsep album dan daftar lagu, ia akhirnya
menulis lima dari dua belas lagu yang terdapat dalam album tersebut. Album ini
dirilis pada bulan Mei 2009 dan laris di pasaran. Pada bulan Agustus pada
tahun yang sama, Gita merilis biografinya yang berjudul Kotak Musik Gita
Gutawa.
Setelah Harmony
Cinta, pada bulan Agustus 2010 Gita merilis album ketiga bertema religi dengan
judul Balada Shalawat. Saat rekaman, Gita dilatih oleh seorang ustad terkait
dengan pengucapan bahasa Arab yang benar yang digunakan dalam beberapa lirik
lagu. Album ini dirilis pada bulan Ramadhan, dan keuntungannya disumbangkan
kepada rakyat miskin di Indonesia.
Gita menyatakan
keprihatinannya terhadap masyarakat yang berpikir bahwa ketenarannya didompleng
oleh ayahnya yang sudah terkenal. Dalam sebuah wawancara dengan The Jakarta
Post, Gita menyatakan bahwa "nepotisme tidak akan berhasil dalam dunia
musik". Dengan demikian, Gita berusaha untuk menegaskan bahwa duetnya
dengan ADA Band dan kontrak dengan Sony Music diraih oleh dirinya sendiri,
manajer ADA Band bahkan tidak mengetahui bahwa ia adalah putri dari Erwin
Gutawa ketika mendekatinya. Gita juga berkata bahwa "sentimen negatif
terhadap kepopulerannya yang mendadak" telah mendorongnya untuk melakukan
yang terbaik.
Pada tahun 2011,
Gita mengumumkan bahwa ia akan istirahat dari dunia musik untuk melanjutkan
studinya di luar negeri. Setelah pesta perpisahan, ayahnya menggelar konser
"A Masterpiece of Erwin Gutawa" di Jakarta. Gita mengumumkan bahwa ia
berencana untuk mengambil jurusan ekonomi. Pada tanggal 5 April 2012, saat
pulang ke Indonesia dari tempatnya berkuliah di Inggris, ia membawakan lagu
Chrisye berjudul "Baju Pengantin" dalam konser Kidung Abadi Chrisye
di Plenary Hall, Jakarta Convention Center. Gita dan ayahnya juga menulis
sebuah lagu baru untuk konser tersebut berjudul "Kidung Abadi", yang
dibuat dengan merangkai 246 suku kata suara Chrisye.
Setelah kesuksesan
album “Gita Gutawa”, Gita mulai ditawari untuk tampil di sejumlah iklan
televisi. Ia juga ditawari untuk bermain dalam beberapa judul sinetron, termasuk
Ajari Aku Cinta, yang menggunakan lagunya berjudul "Bukan Permainan"
sebagai lagu tema. Gita menerima tawaran tersebut, menganggapnya sebagai
promosi untuk peran utama. Ia kemudian juga membintangi sekuel sinetron
tersebut, Ajari Lagi Aku Cinta.
Pada tahun 2009,
Gita menjadi salah satu pengisi suara karakter dalam film animasi berjudul
Meraih Mimpi, adaptasi Indonesia dari Sing to the Dawn. Perekaman suara untuk
film ini memakan waktu selama empat bulan. Gita mengatakan bahwa
keikutsertaannya dalam film itu adalah sebuah pengalaman yang hebat. Tahun
berikutnya, ia bermain dalam film panjang pertamanya, Love in Perth, di mana ia
memerankan seorang siswa pemalu yang sedang menempuh pendidikan di Perth,
Australia. Gita menganggap bahwa pengalaman aktingnya itu menantang. Ia
menyatakan bahwa adegan tersulitnya adalah saat ia diharuskan untuk menangis,
dan ia mesti berlatih di depan cermin. Pada bulan Mei 2011, Gita mulai
berkencan dengan rekannya sesama pemeran Love in Perth, Derby
Romero; pasangan
ini putus kira-kira sebelum bulan Januari 2012.
Saat menempuh
pendidikan di sekolah dasar dan sekolah menengah pertama, ia terpilih sebagai
siswa terbaik selama lima tahun berturut-turut. Setelah terkenal, Gita tetap
bersekolah di SMP Al-Izhar, bukannya bersekolah rumah seperti kebanyakan artis
remaja Indonesia lainnya. Gita menganggap bahwa "menghadiri sekolah biasa
lebih menarik", mempunyai banyak teman dan punya kesempatan untuk
bersosialisasi. Setamat SMP, Gita melanjutkan ke SMA Bina Nusantara. Pada tahun
2009, Gita dipilih oleh Sampoerna Foundation yang dijalankan oleh perusahaan
investasi Sampoerna Strategic sebagai duta muda pertama yang ikut berperan
secara langsung dalam pengambilan keputusan perusahaan. Tindakan pertama yang
dilakukan Gita salah satunya adalah dengan berjanji bahwa sebagian hasil
penjualan Harmoni Cinta akan digunakannya untuk menyekolahkan anak-anak Indonesia
yang hidup dalam kemiskinan. Setiap penjualan dua puluh album cukup untuk
menyekolahkan satu anak.
Dalam sebuah
wawancara dengan Jakarta Globe pada tahun 2011, Gita berkata bahwa ia akan
tetap melanjutkan kegiatan bernyanyi sebagai hobi meskipun hal itu sudah menjadi
kariernya. Gita seringkali memperoleh inspirasi dari pengalamannya sendiri,
serta dari teman-temannya. Ketika ia mendapat inspirasi, ia akan segera menulis
lirik lagu dan mengerjakan melodinya.
Album debut Gita
diterima dengan baik oleh masyarakat dan kritikus musik Indonesia.
Album
tersebut mendapat sertifikat triple platinum dan memenangkan empat penghargaan
musik nasional, diantaranya Penyanyi Terbaik dan Album Terbaik SCTV Awards
2007, serta Pendatang Baru Terbaik dan Album Terbaik Anugerah Musik Indonesia
2008. Juliani Harsianti dari The Jakarta Post menggambarkan Gita "memiliki
suara yang jernih dan gaya yang segar" dalam album tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar